Posts

Showing posts from March, 2014

Limbah Makanan: Freeganism

Image
Freeganism, bisa dibilang sudah menjadi gaya hidup yang sebetulnya teramat sangat populer tapi kurang disadari oleh para freegan (pelakunya). Secara sederhana, sebetulnya freeganism adalah kegiatan mengonsumsi makanan (dan minuman) yang tidak habis dikonsumsi. Para freegan antara lain ya gelandangan dan pemulung yang gemar mencari sisa-sisa makanan di tempat sampah atau dimanapun mereka menemukannya tanpa harus membeli. Di kota besar para freegan bisa jadi adalah para pemuda tidak miskin yang suka nongkrong di emperan restoran cepat saji maupun foodcourt yang ada di pusat perbelanjaan. Tanpa disadari, saya sendiri pernah "menjadi freegan" untuk beberapa saat sebelum tahu bahwa aktivitas ini disebut sebagai freeganism. Kejadiannya adalah saat saya dan teman-teman suka menghabiskan waktu malam minggu bersama di tempat ramai, tapi karena malas mengeluarkan uang kita biasanya hanya pesan satu menu saja sembari menanti jika ada konsumen yang tidak menghabiskan makanannya. 

Monggo Dipun Badhog

Image
Monggo Dipun Badhog adalah sebuah buku yang ditulis oleh Pak Dukut Imam Widodo (sebelumnya menulis serial buku sejarah Soerabaia Tempo Doeloe), dari judul bukunya kita bisa langsung tahu bahwa buku ini pasti bercerita tentang makanan kota Surabaya. Dalam bahasa Suroboyoan "mbadhog" berarti "makan", selain tentunya masih ada banyak kata lain bermakna sama seperti "mangan", "nguntal", "ngemplok", dan seterusnya. Terdengar kasar memang, tapi begitulah Surabaya; khas.  Dengan tebal 272 halaman dan 48 buku lain sebagai rujukan, Monggo Dipun Badhog bukanlah buku guyonan walaupun gaya bahasa dan kisah-kisah yang disajikan santai, bahkan lucu. Pak Dukut mengangkat beberapa kuliner khas Surabaya yang semakin langka seiring berjalannya waktu, seperti jajanan kuno yang namanya aneh-aneh; srinthil, bledus, roti benthel, bubur manggul, dan lain-lain. Di kisah "Ngombe Tuwak" Pak Dukut menceritakan bahwa minum tuak memang sudah menjadi