Posts

Showing posts with the label Lingkungan

Air: Dalam Angka

Image
Selain sinar mentari, air adalah hal terpenting di dunia bagi hampir semua makhluk hidup. Sebagian dari kita barangkali berpikir bahwa bumi yang kita tumpangi ini memiliki banyak air sampai-sampai kita memperlakukan air seperti barang yang jumlahnya nyaris tidak terbatas, tapi apa betul begitu? Di bawah ini adalah data-data mengenai air yang kami rangkum dari berbagai sumber. Selamat membaca dan jangan lupa sebarkan informasi ini. United States Environmental Protection Agency Only 3% of earth’s water is fresh water.    97% of the water on earth is salt water 0.3% of the world’s fresh water is at the earth’s surface in lakes, rivers, streams, ponds, and swamps 68.7% of the fresh water on earth is trapped in glaciers 30% of fresh water is in the ground American residents use about 100 gallons of water per day Americans use more water each day by flushing the toilet than they do by showering or any other activity At 50 gallons per day, residential Europeans use about half of

Stimulasi Simulasi

Image
Perkembangan peradaban manusia telah membawa dampak tak ternilai pada salah satu hal yang paling sering kita anggap sepele: bahasa. Bahasa adalah wujud kesuksesan umat manusia dalam memberi makna, memahaminya, dan mendistribusikannya secara kolektif menggunakan aneka simbol yang dinamis. Kemampuan berbahasa menjadi salah satu pembeda antara manusia dengan, misalnya, hewan.  Seiring dengan kemajuan peradaban, bahasa pun berevolusi dan terimplementasi dengan beragam cara dan bentuk. Bahasa visual sebagai perpanjangan dari bahasa tanda adalah salah satu yang paling primitif tapi rupanya menjadi trend belakangan ini. Terbukti dari maraknya branding, periklanan, dan yang termutakhir adalah ergonomi visual yang banyak dijumpai pada desain produk, desain informasi (termasuk signage dan infographic) dan tampilan antarmuka. Sayangnya, sebagaimana dijabarkan Paul Baudrilard pada dekade 80an, pesatnya kemajuan teknologi informasi memicu kaburnya batasan antara realita dengan simbol/tanda

Limbah Makanan: Dalam Angka

Image
Foto oleh  Oreeko Data-data berikut ini dihumpun dari beragam sumber. Untuk menghindari kesalahan penerjemahan saya biarkan datanya dalam bahasa Inggris. Sebelum membaca postingan ini lebih lanjut ada baiknya kita cari tahu dulu tentang definisi limbah makanan menurut Food and Agriculture Organization (FAO) di link ini . Sudah paham? Sekarang bacalah setiap data baik-baik, jangan lewatkan satupun atau saya sumpahi kamu kesusahan dapat makanan! Waste: Uncovering the Global Food Scandal (2009) There are nearly one billion malnourished people in the world, but the approximately 40 million tonnes of food wasted by US households, retailers and food services each year would be enough to satisfy the hunger of every one of them If we planted trees on land currently used to grow unnecessary surplus and wasted food, this would offset a theoretical maximum of 100% of greenhouse gas emissions from fossil fuel combustion 10% of rich countries' greenhouse gas emissions come

Limbah Makanan: Freeganism

Image
Freeganism, bisa dibilang sudah menjadi gaya hidup yang sebetulnya teramat sangat populer tapi kurang disadari oleh para freegan (pelakunya). Secara sederhana, sebetulnya freeganism adalah kegiatan mengonsumsi makanan (dan minuman) yang tidak habis dikonsumsi. Para freegan antara lain ya gelandangan dan pemulung yang gemar mencari sisa-sisa makanan di tempat sampah atau dimanapun mereka menemukannya tanpa harus membeli. Di kota besar para freegan bisa jadi adalah para pemuda tidak miskin yang suka nongkrong di emperan restoran cepat saji maupun foodcourt yang ada di pusat perbelanjaan. Tanpa disadari, saya sendiri pernah "menjadi freegan" untuk beberapa saat sebelum tahu bahwa aktivitas ini disebut sebagai freeganism. Kejadiannya adalah saat saya dan teman-teman suka menghabiskan waktu malam minggu bersama di tempat ramai, tapi karena malas mengeluarkan uang kita biasanya hanya pesan satu menu saja sembari menanti jika ada konsumen yang tidak menghabiskan makanannya. 

Uang Kembalian Berwujud Permen

Image
Bagi banyak orang -apalagi anak-anak- permen adalah makanan manis yang menyenangkan, tapi bagi beberapa orang lain permen bisa jadi adalah barang kecil yang menyebalkan. Sering kita jumpai banyak jenis usaha yang mengganti uang kembalian dengan permen. Hal sepele memang. Biasanya kejadian ini muncul ketika konsumen tidak punya uang pas lalu membayarkan uang yang lebih tapi penjaga kasir tidak punya uang kembalian yang sesuai. Sayangnya masih banyak juga konsumen yang mau-mau saja menerima uang kembalian yang dirupakan permen -atau biasanya krupuk kalau di warung kecil. Masalahnya bukan di berapa nilai permen itu, melainkan nilai keadilannya tidak ada. Sekarang bagaimana kalau kita coba datang ke sebuah toko lalu kita ambil sebotol air mineral seharga Rp. 3000, sesampainya di kasir ternyata kita cuma punya uang Rp. 2500 plus dua buah permen di saku belakang. Apa penjaga kasir mau menerima uang Rp. 2500 plus dua permen untuk sebotol air mineral seharga Rp. 3000? Tentunya tidak mau! 

Limbah Makanan: Sampah

Image
Ada aneka gaya hidup yang dulunya kurang digemari tapi belakangan malah semakin populer. Begitupula dengan gaya diet masyarakat, selain vegetarianism dan veganism, fruitarianism dan pescetarianism juga sedang naik daun. Beberapa tempat makan sengaja memposisikan diri sebagai penyaji menu-menu tertentu saja, dan hebatnya adalah ternyata pelanggannya banyak juga. Pemicunya antara lain adalah faktor kesehatan; dengan semakin banyaknya penyakit jenis baru yang aneh-aneh masyarakat mulai menoleh ke gaya hidup sehat yang dibantu dengan olah raga dan konsumsi makanan dari bahan organik yang diolah secara sederhana. Tapi jangankan bahan makanan organik, untuk memperoleh bahan makanan yang umum saja  tidaklah semudah yang kita kira. Banyak proses yang dilalui sebelum kita menjumpainya di pasar, untuk buah misalnya; ditanam pelan-pelan, disiram air, diberi pupuk dan vitamin tertentu, disemprot pestisida, dipanen dengan alat khusus, dicuci, diantar ke gudang, dan seterusnya. Ketika disajikan

Oplosan

Image
Setahun belakangan sering terjadi kematian dan kecacatan (buta) yang disebabkan oleh perilaku masyarakat Jawa Timur dalam mengonsumsi minuman keras. Banyak pihak mengambinghitamkan cukrik sebagai biang kerok kematian yang menurut saya bodoh itu. Kenapa bodoh? Karena sebetulnya cukrik tidak semerta-merta menimbulkan kematian bagi peminumnya. Cukrik adalah minuman tradisional daerah Surabaya dan sekitarnya yang terbuat dari fermentasi aren yang disuling, perlu waktu yang tidak sebentar untuk mendapatkan hasil akhirnya. Kecuali anggur, mayoritas minuman beralkohol yang berbahan dasar organik dan melalui proses penyulingan umumnya punya kadar alhohol sekitar 20% atau lebih yang di Indonesia dikategorikan dalam Minuman Keras Golongan C ( Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 86 / Menkes / Per / IV/ 1977 Tentang Minuman Keras: baca di sini ). Beberapa contoh minuman keras yang termasuk kategori ini adalah brandy, whisky, vodka, bourbon, dan cukrik itu sendiri.  Sed

Orang-Orangan Sawah

Image
Hari pertama di tahun 2014 saya isi dengan kegiatan yang cukup monoton yaitu menonton film di rumah. Ini disebabkan karena diluar hujan tak kunjung berhenti sampai saat artikel ini ditulis keesokan harinya. Ada empat film yang saya tonton dan kesemuanya adalah film dokumenter. Kebetulan dua diantaranya sangat berhubungan dengan makanan. Akan saya ceritakan sedikit agar siapa tahu kalian juga tertarik untuk melihatnya. The Scarecrow (2013) Film pertama adalah sebuah film animasi pendek yang hanya berdurasi tiga menitan. The Scarecrow merupakan gambaran singkat tentang bagaimana produk hasil ternak diproses di luar negeri (terutama Amerika Serikat). Padat dengan backsound sebuah lagu  memilukan yang masih saya cari tahu judulnya apa. Film ini ada di akun YouTube resmi Chipotle , sebuah restoran Mexico yang aktif melakukan kampanye untuk meningkatkan kesadaran konsumen tentang penggunaan bahan kimia dan rekayasa genetika untuk meningkatkan produksi hewan ternak. The Scarecrow juga t