Daging Biksu Tong
"Putih bersih berseri, aroma yang memikat...", penggalan jingle iklan sebuah produk tepung beras tersebut mungkin sangat tepat jika kita tujukan pada daging yang begitu melegenda kelezatan, keempukan dan khasiatnya; daging Biksu Tong! Siapakah Biksu Tong? Mengapa konon dagingnya begitu empuk dan lezat? Mari kita telusuri bersama sejarahnya.
Latar Belakang
Tong Sam Cong adalah seorang Biksu yang secara historis memang pernah eksis di China pada tahun 600 Masehi dan sangat dihormati karena kebaikan hatinya dan keteguhannya dalam mencari kebenaran. Nama aslinya kurang diketahui tapi bervariasi antara Tang Xuan Zong, Tang Xuan Zang, Xuan Zang, Tang Sanzang dan Tang Seng.
Beliau betul-betul melakukan perjalanan ke India untuk memperdalam ilmu spiritualnya dan dalam perjalanannya berjumpa dengan banyak dinamika sosial yang tidak pernah dijumpai di China. Setelah 15 tahun menetap dan menimba ilmu di India, Biksu Tong akhirnya memutuskan untuk kembali ke China dan menghabiskan sisa hidupnya di sana. Kisah inilah yang kemudian menjadi inspirasi dari cerita "Journey To The West" atau yang lebih kita kenal dengan "Kera Sakti".
Daging Biksu Tong
Bagi kamu-kamu yang akrab dengan cerita Kera Sakti maka seringkali kita lihat adegan dimana para siluman begitu bersemangat untuk bisa memakan daging Biksu Tong yang katanya empuk dan lezat. Saking bernafsunya para siluman itu sampai rela berkelahi dulu dengan murid-murid Biksu Tong termasuk diantaranya Kera Sakti. Pertanyaannya adalah bagaimana siluman-siluman itu bisa tahu bahwa daging Biksu Tong empuk dan lezat, kan belum ada satupun makhluk yang pernah mengonsumsinya?
Biksu Tong adalah avatar dari orang suci dan diyakini dengan mengonsumsi daging orang suci maka kehidupan abadi akan dapat diraih. Ini adalah versi lain dari khasiat daging Biksu Tong yang juga sama anehnya dengan isu empuk dan lezat.
Daging Manusia
Berdasarkan keterangan dari beberapa manusia yang memakan sesamanya, rasa dan tekstur daging manusia adalah sebagai berikut:
- Alfred Packer (analis geologi, explorer): Alfred mengonsumsi daging kelima rekannya ketika tersesat di Pegunungan Rocky. Menurutnya daging manusia rasanya agak manis
- William Buehler (petualang, jurnalis, kanibalis): Seperti daging sapi muda. Warna dan teksturnya mirip dan ketika dimasak akan menjadi keabu-abuan mirip daging sapi, bau atau aromanya juga mirip daging sapi
- Armin Meiwes (kanibalis): Rasanya kuat tapi mirip daging babi
- Issei Sagawa (kanibalis, selebriti): Rasanya lembut seperti daging ikan tuna
- Omaima Nelson (model, pengasuh anak): Omaima memasak daging iga suaminya dengan bumbu BBQ dan katanya rasanya sungguh lezat dengan tekstur yang lembut
Mayoritas orang berpendapat bahwa tekstur daging manusia itu lembut, jadi asumsi para siluman di atas mungkin ada benarnya. Tapi bagaimanapun juga itu tergantung juga bagaimana cara memasak daging dan daging bagian mana yang dimasak.
Kanibalisme
Memang siluman bukanlah manusia. Tapi ritual memakan daging manusia sendiri sudah ada sejak jaman dulu kala. Konon dengan memakan daging manusia kemampuan dan pengetahuan yang dimakan akan berpindah ke fisik si pemakan. Masyarakat di beberapa wilayah Afrika dan Oceania masih ada yang memakan sesama manusia baik untuk ritual maupun untuk alternatif makanan saja.
Sedangkan secara medis perilaku manusia memakan sesamanya sangat tidak dianjurkan. Efek negatif memakan daging manusia secara rutin antara lain bisa menurunkan fungsi syaraf dan daya tahan tubuh. Jadi saya anjurkan kamu-kamu untuk tidak memakan daging manusia, boro-boro menggapai keabadian, bisa-bisa malah terkapar sakit. Bagaimana, tertarik mengonsumsi daging manusia?
Comments
Post a Comment