Limbah Makanan: Sampah

Ada aneka gaya hidup yang dulunya kurang digemari tapi belakangan malah semakin populer. Begitupula dengan gaya diet masyarakat, selain vegetarianism dan veganism, fruitarianism dan pescetarianism juga sedang naik daun. Beberapa tempat makan sengaja memposisikan diri sebagai penyaji menu-menu tertentu saja, dan hebatnya adalah ternyata pelanggannya banyak juga. Pemicunya antara lain adalah faktor kesehatan; dengan semakin banyaknya penyakit jenis baru yang aneh-aneh masyarakat mulai menoleh ke gaya hidup sehat yang dibantu dengan olah raga dan konsumsi makanan dari bahan organik yang diolah secara sederhana.

Tapi jangankan bahan makanan organik, untuk memperoleh bahan makanan yang umum saja  tidaklah semudah yang kita kira. Banyak proses yang dilalui sebelum kita menjumpainya di pasar, untuk buah misalnya; ditanam pelan-pelan, disiram air, diberi pupuk dan vitamin tertentu, disemprot pestisida, dipanen dengan alat khusus, dicuci, diantar ke gudang, dan seterusnya. Ketika disajikan belum tentu pula buah-buahan itu habis dimakan; bisa saja busuk satu karena tidak segera dikonsumsi, terbuang ketika dipotong untuk dijadikan hiasan makanan, dan lain sebagainya.

Apa jadinya kalau hal di atas terjadi pada banyak jenis buah, pada sayuran, dan pada hewan? Sisa-sisa bahan makanan yang "terbuang" itu akan menumpuk begitu banyak. Itu baru bahan makanan saja, bagaimana kalau hal serupa terjadi pada makanan itu sendiri, contohnya:
  1. Hidangan dengan sambal: Banyak sekali menu makanan yang disajikan dengan sambal. Dan banyak pula kita jumpai sambal yang tidak habis terkonsumsi lalu berakhir sebagai sampah
  2. Hidangan berkuah: Sama halnya dengan sambal, kuah juga seringkali tidak dihabiskan lalu dibuang. Kuah bukan sekedar air rebusan saja, di dalamnya ada kaldu, kemiri, daun bawang, merica, santan, cabe, cuka, kecap (yang pembuatannya rumit), dan masih ada banyak campuran lain di dalamnya

Limbah Makanan: Sampah
Infografis oleh digestmag.com

Data tahun 2011 Food and Agriculture Organization (FAO) menyebutkan bahwa sepertiga dari total bahan makanan yang diproduksi selama setahun di dunia ini terbuang sia-sia sebagai limbah dengan berat sekitar 1,3 milyar ton. Luar biasa. Beberapa data yang mengejutkan lain mengenai limbah makanan bisa diakses di sini


Lalu bagaimana cara mengatasi masalah limbah makanan ini? Secara detil saya juga tidak tahu, tapi secara sederhana ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk setidaknya mencegah agar limbah makanan (dan minuman) yang kita hasilkan tidak terlalu banyak. Di bawah ini adalah beberapa tips untuk mencegah banyaknya limbah makanan bagi yang tidak menanam tanaman dan memelihara hewan ternak sendiri:


Jika memasak sendiri di rumah:

  1. Merencanakan apa yang akan kita konsumsi
  2. Membeli bahan makanan sesuai kebutuhan
  3. Mengolah bahan makanan sesuai jumlah pemakannya 
  4. Karena dimasak sendiri jadi apa yang tersaji harus dihabiskan
Jika membeli makanan di luar:
  1. Pesan makanan yang hanya kita sukai saja. Atau jika tempat makan itu baru maka kita cari tahu dulu apakah tempat makan itu menyajikan menu yang akan kita suka
  2. Pesan makanan dan minuman yang sesedikit mungkin menyisakan ampas
  3. Pastikan seberapa besar porsi yang disajikan sebelum memesan
  4. Biasakan berbagi. Beberapa tempat makan menyajikan porsi yang memang besar, ini bukan berarti harus dikonsumsi sendiri
  5. Jika di dalam menu ada bagian yang tidak kita sukai maka mintalah agar bagian itu tidak dimasukkan. Contoh: Timun dan cabe utuh biasanya disajikan bersama nasi goreng, jika kita tidak suka timun dan cabe bilang saja agar timun dan cabenya tidak usah disertakan
  6. Bungkus makanan yang tidak habis agar bisa dipanaskan dan dimakan di rumah
Beberapa sisa makanan memang tidak bisa atau sulit dimakan seperti batang tanaman, kulit buah, cangkang, dan tulang-tulang. Jangan campurkan sampah tipe ini dengan sampah plastik. 

Secara umum tanggung jawab pada apa yang kita beli dan konsumsi sangat diperlukan. Banyak pihak bekerja keras untuk apa yang kita makan. Banyak hewan dan tanaman merelakan hidupnya berakhir agar bisa kita makan. Air, udara, tanah, dan matahari berbagi energi kepada apa yang menjadi bahan makanan kita. Setiap makanan yang terbuang adalah energi yang terbuang, udara yang terbuang, air yang terbuang, uang yang terbuang, pupuk yang terbuang, keringat yang terbuang, pestisida yang terbuang, bahan bakar yang terbuang, listrik yang terbuang, banyak yang terbuang.

Comments

Popular posts from this blog

Daging Biksu Tong

Mie Mapan, Rungkut, Surabaya

Rayjin Teppanyaki Dining Bar