Oplosan
Setahun belakangan sering terjadi kematian dan kecacatan (buta) yang disebabkan oleh perilaku masyarakat Jawa Timur dalam mengonsumsi minuman keras. Banyak pihak mengambinghitamkan cukrik sebagai biang kerok kematian yang menurut saya bodoh itu. Kenapa bodoh? Karena sebetulnya cukrik tidak semerta-merta menimbulkan kematian bagi peminumnya. Cukrik adalah minuman tradisional daerah Surabaya dan sekitarnya yang terbuat dari fermentasi aren yang disuling, perlu waktu yang tidak sebentar untuk mendapatkan hasil akhirnya.
Kecuali anggur, mayoritas minuman beralkohol yang berbahan dasar organik dan melalui proses penyulingan umumnya punya kadar alhohol sekitar 20% atau lebih yang di Indonesia dikategorikan dalam Minuman Keras Golongan C (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 86/Menkes/Per/IV/1977 Tentang Minuman Keras: baca di sini). Beberapa contoh minuman keras yang termasuk kategori ini adalah brandy, whisky, vodka, bourbon, dan cukrik itu sendiri.
Sedangkan efek negatif seperti kebutaan, kerusakan ginjal, dan bahkan kematian terjadi karena cukrik dioplos dengan beberapa zat bukan minuman yang sudah jelas sangat berbahaya antara lain:
- Methanol: Dulu metanol diproduksi dari bahan organik seperti sisa-sisa kayu. Sekarang metanol bisa dibuat dari kombinasi aneka bahan kimia dan hasil akhirnya masih perlu dikombinasikan lagi dengan bahan kimia lain untuk memproduksi cat, bahan peledak, dan perekat plywood. Methanol jelas-jelas beracun dan dapat menyebabkan sesak nafas serta kebutaan permanen. Banyak produsen minuman keras di pelosok salah kaprah mengira methanol sama dengan ethanol. Ethanol lumrah dijadikan campuran minuman keras karena ethanol adalah alkohol itu sendiri
- Hidrogen Peroxida: Biasa dipakai sebagai bahan campuran untuk memproduksi deterjen, pemutih, cat rambut, pembunuh kuman dan bakteri, dan sebagai campuran antiseptik (obat luka luar)
- Methylated Spirits (Spirtus): Dipakai untuk bahan bakar lampu, pembersih, pembunuh hama. Spirtus paling sering dijadikan campuran minuman keras di Indonesia karena terkenal, mudah didapatkan, dan relatif murah
Dari ketiga campuran di atas saja kita sudah tahu kebodohan para pengoplos minuman keras. Tapi mereka tidak sendirian, banyak juga kaum pengoplos dari ranah usaha kecil lain yang saya jabarkan sedikit di bawah ini:
- Elpiji: Tahun 2010 lalu terjadi ledakan besar di sebuah gudang penyimpanan elpiji di Surabaya. Ternyata gudang itu dipakai juga sebagai tempat mengoplos elpiji 3kg dengan air.
- Gorengan: Sebagai makanan rakyat, gorengan adalah favorit karena gurih dan murah. Beberapa pedagang tampak ingin menambahkan satu poin plus lagi untuk memberi nilai tambah pada gorengan yaitu crispy. Maka dimasukkanlah plastik kemasan minyak goreng ke dalam penggorengan yang dapat membuat tepung gorenggan menjadi lebih crispy!
- Madu: Madu oplosan ada dua jenis yaitu madu asli yang ditambahkan air plus gula, dan yang kedua adalah madu yang tidak mengandung madu sama sekali. Jenis madu kedua ini terbuat dari air yang ditambahkan gula lalu dicampur dengan putih telur, tawas, dan sedikit etanol agar bau manisnya kuat ketika tutup botolnya dibuka
- BBM: Yang paling sering dijumpai adalah BBM oplosan dengan campuran air dan BBM yang dicampur dengan alkohol dan mineral murah
- Obat-Obatan: Pernah juga kita baca di surat kabar tentang obat palsu. Obat palsu ini sebetulnya adalah obat asli yang kadaluarsa tapi dikemas lalu dijual lagi. Ada juga yang merupakan gabungan dari aneka sisa-sisa obat yang masih punya fungsi sama, contoh: beberapa tablet obat batuk ditumbuk lalu dicampur dan dikemas dalam pil.
Ada beberapa usaha kecil dan usaha kecil menengah lain yang tak kalah kreatif dengan melakukan aneka variasi dan kombinasi untuk menghasilkan produk murah yang entah aman atau tidak untuk dipakai; kita sering membaca di surat kabar tentang produk kosmetik palsu, shampo palsu, rokok palsu, minuman berenergi palsu, dan masih banyak lagi.
Comments
Post a Comment