Limbah Makanan: Freeganism

Freeganism, bisa dibilang sudah menjadi gaya hidup yang sebetulnya teramat sangat populer tapi kurang disadari oleh para freegan (pelakunya). Secara sederhana, sebetulnya freeganism adalah kegiatan mengonsumsi makanan (dan minuman) yang tidak habis dikonsumsi. Para freegan antara lain ya gelandangan dan pemulung yang gemar mencari sisa-sisa makanan di tempat sampah atau dimanapun mereka menemukannya tanpa harus membeli.

Di kota besar para freegan bisa jadi adalah para pemuda tidak miskin yang suka nongkrong di emperan restoran cepat saji maupun foodcourt yang ada di pusat perbelanjaan. Tanpa disadari, saya sendiri pernah "menjadi freegan" untuk beberapa saat sebelum tahu bahwa aktivitas ini disebut sebagai freeganism. Kejadiannya adalah saat saya dan teman-teman suka menghabiskan waktu malam minggu bersama di tempat ramai, tapi karena malas mengeluarkan uang kita biasanya hanya pesan satu menu saja sembari menanti jika ada konsumen yang tidak menghabiskan makanannya. 

Limbah Makanan: Freeganism

Saat ini freeganism sudah menjadi ideologi bagi golongan tertentu dan beberapa kali dikampanyekan olah para aktivis anti-globalisasi dan anti-kapitalisme. Terlepas dari tendensi itu freeganism memang memberi dampak nyata pada pencegahan berlebihnya limbah makanan. Selain mengais sisa makanan dua variasi utama dari freeganism:

  1. Berkebun: Banyak freegan adalah vegan yang menanam dan mengonsumsi bahan makanannya sendiri. Dengan begini tidak banyak energi, uang, dan waktu yang diinvestasikan seperti yang terjadi pada bahan makanan yang dijual di supermarket, bahkan pasar tradisional
  2. Barter: Biasanya yang dibarter adalah bahan makanan yang belum dipakai tapi sudah tidak ingin dimasak. Bahan makanan ini lalu ditukar dengan bahan makanan yang dimiliki orang lain yang juga ingin melakukan barter. Contohnya: Saya punya dua iris roti yang tidak mau saya makan lagi, lalu saya menukarnya dengan sebuah wortel milik orang lain
  3. Sharing/berbagi: Jika tidak ada orang yang ingin melakukan barter makanan dengan kita maka kita berikan saja dua iris roti di atas kepada orang yang membutuhkan. Jika kita tidak menemukan sesama manusia maka berikan saja dua iris roti ke hewan yang kita jumpai, setidaknya roti itu tidak basi karena kita malas memakannya
Menjadi freegan bukanlah tanpa resiko karena kebersihan menjadi faktor utama yang tidak bisa dijamin. Maka dari itu mencegah maraknya limbah makanan jauh lebih baik daripada menguranginya. Beberapa tipsnya bisa dilihat di postingan ini. Tertarik menjadi freegan?

Comments

Popular posts from this blog

Daging Biksu Tong

Mie Mapan, Rungkut, Surabaya

Rayjin Teppanyaki Dining Bar