Monggo Dipun Badhog

Monggo Dipun Badhog adalah sebuah buku yang ditulis oleh Pak Dukut Imam Widodo (sebelumnya menulis serial buku sejarah Soerabaia Tempo Doeloe), dari judul bukunya kita bisa langsung tahu bahwa buku ini pasti bercerita tentang makanan kota Surabaya. Dalam bahasa Suroboyoan "mbadhog" berarti "makan", selain tentunya masih ada banyak kata lain bermakna sama seperti "mangan", "nguntal", "ngemplok", dan seterusnya. Terdengar kasar memang, tapi begitulah Surabaya; khas. 

Dengan tebal 272 halaman dan 48 buku lain sebagai rujukan, Monggo Dipun Badhog bukanlah buku guyonan walaupun gaya bahasa dan kisah-kisah yang disajikan santai, bahkan lucu. Pak Dukut mengangkat beberapa kuliner khas Surabaya yang semakin langka seiring berjalannya waktu, seperti jajanan kuno yang namanya aneh-aneh; srinthil, bledus, roti benthel, bubur manggul, dan lain-lain. Di kisah "Ngombe Tuwak" Pak Dukut menceritakan bahwa minum tuak memang sudah menjadi budaya penduduk Surabaya sejak jaman dulu. Selain mengupas tentang sejarah buku ini juga informatif karena disertakan juga dimana tempat kita bisa mendapatkan aneka kuliner jadul tersebut dan dimana tempat diperdagangkannya sebelum akhirnya tidak diperdagangkan sama sekali alias punah.

Acara peluncuran buku ini turut dihadiri oleh Antonio Carlos dan beberapa sahabat yang menjadi kontributor. Pak Dukut sendiri sempat sedikit menyampaikan beberapa hal termasuk kesedihannya mengenai makanan dan budaya khas Surabaya yang semakin terlupakan karena masyarakatnya takut dibilang ndeso. Salah satu contohnya adalah maraknya penggunaan kata "breakfast", dan "lunch" untuk gaya-gayaan di kalangan eksekutif muda Surabaya. Kata "mangan" dan "mbadhog" tak lagi digunakan, bahkan kata "sarapan" dan "makan siang" pun sudah semakin ditinggalkan. Selain aneka jajanan yang sudah disebutkan di atas kelangkaan Semanggi dan kencangnya perkembangan restoran cepat saji juga sempat dibahas oleh Pak Dukut.

Buku ini diluncurkan pada 29 Mei 2011 dan semua foto-foto dibawah ini saya ambil sendiri saat acara tersebut berlangsung.

Monggo Dipun Badhog, Sebuah Buku Karya Pak Dukut Imam WidodoMonggo Dipun Badhog, Sebuah Buku Karya Pak Dukut Imam WidodoMonggo Dipun Badhog, Sebuah Buku Karya Pak Dukut Imam WidodoMonggo Dipun Badhog, Sebuah Buku Karya Pak Dukut Imam WidodoMonggo Dipun Badhog, Sebuah Buku Karya Pak Dukut Imam WidodoMonggo Dipun Badhog, Sebuah Buku Karya Pak Dukut Imam Widodo

Comments

Popular posts from this blog

Daging Biksu Tong

Mie Mapan, Rungkut, Surabaya

Rayjin Teppanyaki Dining Bar